Identifikasi Jersey Original Timnas Indonesia 2018

Akhirnya nulis lagi di sini setelah sekian lama. Tulisan ini bersumber dari kultwit KJTI   dengan Faith Football . Dengan dimulainya Piala AFF sejak beberapa hari lalu, tentunya membuat banyak pendukung Timnas Indonesia yang ingin membeli jersey terbaru dari Timnas. Harga jersey ini di store resmi Nike memang cukup mahal, mencapai 1 juta rupiah, tapi di beberapa online shop bisa didapat dengan harga sedikit lebih murah dibanding di Nike Store. Masalahnya, entah karena ketidak-pahaman atau emang seller yang nakal, ada jersey yang terindikasi KW dan diklaim "original Tuntex", dan di banderol di atas harga jersey KW pada umumnya. Nah untuk menghindari ditipu oleh para oknum seller, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan sebelum membeli jersey Timnas Indonesia terbaru ini. 1. Kerapian jahitan Hal pertama yang bisa diperhatikan adalah kerapian jahitan, terutama pada bagian kerah. Selain itu size tag juga terlihat berbeda antara yang original dengan yang KW, dan tulisan pa

Benar Salah Desain (Jersey)?

Setelah sekian lama, akhirnya mencoba buat nulis lagi. Tadi pagi rada tergelitik dengan linimasa di Twitter yang tiba-tiba ramai karena (buat saya) beda pandangan soal desain baru jersey Timnas Indonesia.

Jersey Timnas Indonesia Copyright: © nike
Jersey Timnas Indonesia 2018
Ya, bekerjasama dengan perusahaan apparel sekelas Nike, Timnas Indonesia mendapatkan desain jersey yang sangat simpel, sehingga mungkin buat sebagian orang desainer Nike terkesan malas. Nah dari poin itu ada beberapa orang yang menganggap "less is more", ada yang bilang desain jersey Indonesia terlalu simpel, harusnya bisa ditambah corak tanpa menghilangkan kesan elegannya. Dan perbedaan pandangan ini yang kemarin membuat linimasa Twitter saya sedikit rusuh, karena ada pihak yang memaksakan pendapatnya.😅

Jadi mana yang benar? Well, rasanya sih keduanya bisa jadi benar, tergantung dari sudut pandang mana yang dipercaya, tergantung dari preferensi, dan selera. Ya, desain yang "bagus" atau "jelek" akhirnya tergantung selera. Relatif.

Bagaimana kalau dalam konteks jersey Indonesia yang baru? Dari segi proses kreatif, desain jersey yang akhirnya dieksekusi berarti desain yang dianggap terbaik oleh pihak apparel dan juga PSSI. Karena sepemahaman saya, untuk proses desain dari konsep sampai desain itu disetujui untuk dieksekusi butuh waktu yang cukup panjang, dan setelah jadi prototype pun bisa jadi masih perlu ada revisi desain yang setelah beberapa kali revisi mungkin bakal balik ke desain awal lagi. Proses desain sampai final rasanya butuh waktu minimal 6 bulan, dimana proses itu bakal diawali dengan brainstorming ide tema yang bakal diangkat untuk desain, yang lalu akan diterjemahkan oleh desainer. Desainer tentunya akan bikin beberapa alternatif desain dengan ceritanya masing-masing dan dipresentasikan ke decision maker. Yes, every design have a story behind it! Setelah dipresentasi, desain mungkin akan mengalami revisi sampai akhirnya final dan siap diproduksi secara masal.

Apa ada pertimbangan soal market dalam desain? Secara umum pasti desain harus bisa disesuaikan dengan target market yang dituju, tapi untuk jersey, rasanya akan sedikit berbeda, decision maker di klub atau tim sepertinya akan lebih berperan untuk menentukan desain final. Mungkin bisa ambil contoh jersey kandang Manchester United musim 2012/2013, yang dikenal sebagai jersey taplak.


Sewaktu awal desain jersey ini muncul, rasanya banyak supporter MU yang berpendapat negatif tentang jersey ini, padahal motif Gingham ini bisa dibilang motif tradisional Manchester. Melalui jersey ini, Nike sepertinya mengangkat nilai kearifan lokal Manchester. Desain jersey ini banyak dicela ya (mungkin) karena memang motif Gingham itu identik dengan taplak meja. Tapi jersey ini tetap laku di pasaran, apalagi di musim tersebut MU mendatangkan van Persie dan berhasil menjadi juara liga. Untuk supporter, rasanya membeli jersey itu bukan karena desainnya, tapi ya karena logo yang ada di jersey itu. Mau "sejelek" apapun desainnya, kalau itu adalah jersey dari tim kesayangan, sepertinya akan tetap dibeli, walaupun belinya saat musim diskon (seperti yang nulis). Untuk non supporter tim, mungkin faktor desain bakal mempengaruhi keputusan membeli jersey.

Ya pada akhirnya dalam desain tidak ada nilai "benar" atau "salah"; juga tidak ada "bagus" atau "jelek". Semua bergantung selera dan preferensi. Tapi karena selera itu sangat subjektif, rasanya tidak perlu memaksakan orang lain untuk sepakat dengan selera kita.


Disclaimer: tulisan ini murni opini pribadi dengan subjektivitas tinggi.

Comments